Sunday, February 19, 2012

definisi anemia diagnosa penyebab dan penanganan anemia

ANEMIA

Definisi anemia
Anemia dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, namun yang paling praktis adalah pengelompokan berdasarkan cara terjadinya yaitu Anemia pasca perdarahan, anemia hemolitik, anemia defisiensi, anemia aplastik dan anemia karena keganasan.

Penyebab anemia
Produksi darah yang tidak cukup (karena defisiensi atau kegagalan sumsum tulang), kehilangan darah yang berlebihan, perusakan darah yang berlebihan atau gabungan dari faktor-faktor tersebut. Kehilangan darah yang samar dan kronik, misalnya pada ankilostomiasis, menyebabkan anemia defisiensi Fe, sementara itu hemolisis antara lain terjadi pada defisiensi G6PD dan talasemia.

Gambaran Klinis anemia
- Anemia akibat kehilangan darah yang mendadak dan banyak akan memacu homeostatis kompensasi tubuh. Kehilangan darah akut sebanyak 12 - 15 % akan memberi gejala pucat, takikardia dengan tekanan darah normal atau rendah. Kehilangan 15 - 20 % menyebabkan tekanan darah mulai turun sampai syok, dan kehilangan 20% dapat berakibat kematian.
- Anemia defisiensi ditandai dengan lemas, sering berdebar, lekas lelah dan sakit kepala. Papil lidah tampak atrofi. Jantung kadang membesar dan terdengar murmur sistolik. Di darah tepi tampak gambaran anemia hipokrom dan mikrositer, sementara kandungan besi serum rendah.
- Defisiensi vitamin B12 maupun asam folat menyebabkan anemia megaloblastik yang mungkin disertai gejala neurologi.
- Anemia hemolitik dapat diikuti oleh peningkatan bilirubin darah (ikterus). Limpa umumnya membesar.
- Anemia aplastik tampak dari kadar Hb yang rendah serta gejala sistemik lain, tanpa pembesaran organ.

Diagnosis anemia
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi. umum Hb < 12 gr/dl.

Penatalaksanaan anemia
- Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada kemampuan untuk menegakkan diagnosis pada tingkat awal.
- Anemia pascaperdarahan diatasi dengan transfusi darah sebanyak 10 – 20 ml/kgBB, atau plasma expander. Bila tak ada keduanya, cairan intravena lainnya juga dapat digunakan.
- Dampak lambat dapat diatasi dengan transfusi packed red cell.
- Anemia defisiensi besi diatasi dengan makanan yang memadai, sulfas ferosus 10 mg/kgBB 3 x sehari atau Besi elementer 1mg/kgBB/hari
- Anemia megaloblastik diobati spesifik, oleh karena itu harus dibedakan penyebabnya, defisiensi vitamin B12  atau defisiensi asam folat.
• Dosis vitamin B12 100 mcg/hari im, selama 5 – 10 hari sebagai terapi awal diikuti dengan terapi rumat 100-200 mcg/bulan sampai dicapai remisi.
• Dosis asam folat 0,5 – 1mg/hari secara oral selama 10 hari, dilanjutkan dengan 0,1 – 0,5 mg/hari.
Penggunaan vitamin B12 oral tidak ada gunanya pada anemia pernisiosa. Selain itu sediaan oral lebih mahal.
- Hemolisis autoimun diatasi dengan prednison 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral dan testosteron 1 – 2 mg/kgBB / hari i.v, untuk jangka panjang.
- Transfusi darah hanya diberikan bila diperlukan saja

abortus

ABORTUS

Definisi abortus

Terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Penyebab abortus
Sebagian besar disebabkan karena kelainan kromosom hasil konsepsi. Beberapa penyebab lain adalah trauma, kelainan alat kandungan dan sebab yang tidak diketahui.

Gambaran Klinis abortus
- Adanya gejala kehamilan (terlambat haid, mual/ muntah pada pagi hari) yang disertai perdarahan pervaginam (mulai bercak sampai bergumpal) dan / atau nyeri perut bagian bawah, mengarahkan ke diagnosis abortus.
- Abortus Imminens (Ancaman Keguguran)
Ditandai dengan perdarahan pervaginam sedikit, nyeri perut tidak ada atau sedikit. Belum ada pembukaan serviks
- Abortus Insipiens (Keguguran sedang berlangsung)
Perdarahan pervaginam banyak (dapat sampai bergumpal-gumpal), nyeri perut hebat, terdapat pembukaan serviks. Kadang-kadang tampak jaringan hasil konsepsi di ostium serviks.
- Abortus Inkompletus (Keguguran tidak lengkap)
Perdarahan pervaginam banyak, nyeri perut sedangsampai hebat. Riwayat keluar jaringan hasil konsepsi sebagian, ostium serviks bisa masih terbuka atau mulai tertutup.
- Abortus Kompletus (Keguguran lengkap)
Perdarahan pervaginam mulai berkurang – berhenti, tanpa nyeri perut, ostium serviks sudah tertutup. Riwayat keluar jaringan hasil konsepsi utuh, seluruhnya.
- Missed Abortion (Keguguran yang tertahan)
Abortus dengan hasil konsepsi tetap tertahan intra uterin selama 2 minggu atau lebih. Riwayat perdarahan pervaginam sedikit, tanpa nyeri perut, ostium serviks masih tertutup. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih kecil) dari usia gestasi yang seharusnya.

Diagnosis abortus
- Terlambat Haid (amenorhea) kurang dari 22 minggu.
- Perdarahan pervaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi.
- Rasa nyeri di daerah atas simpisis.
- Pembukaan ostium serviks.

Penatalaksanaan abortus
Pada puskesmas non perawatan :
Abortus Imminens
- Tirah baring sedikitnya 2 – 3 hari (sebaiknya rawat inap)
- Pantang senggama
- Setelah tirah baring 3 hari, evaluasi ulang diagnosis, bila masih abortus imminens tirah baring di lanjutkan
- Mobilisasi bertahap (duduk – berdiri – berjalan) dimulai apabila diyakini tidak ada perdarahan pervaginam 24 jam

Abortus tingkat selanjutnya
- Bila mungkin lakukan stabilisasi keadaan umum dengan pembebasan jalan nafas, pemberian oksigenasi (O2 2 - 4 liter per menit), pemasangan cairan intravena kristaloid (Ringer Laktat / Ringer Asetat / NaCl 0,9 %) sesuai pedoman resusitasi.
- Pasien dirujuk setelah tanda vital dalam batas normal ke Puskesmas

Perawatan atau RS
Pada puskesmas perawatan
Abortus Imminens
- Seperti pada Puskesmas non perawatan

Abortus Insipiens
- Antibiotika profilaksis : Ampisilin i.v sebelum tindakan kuretase.
- Perlu segera dilakukan pengeluaran hasil konsepsi dan pengosongan kavum uteri. Dapat dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
- Uterotonika : Oksitosin 10 IU i.m

Abortus Inkompletus
Perlu segera dilakukan pengosongan kavum uteri. Dapat dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap

- Segera atasi kegawatdaruratan :
1. Oksigenisasi 2 – 4 liter/menit
2. Pemberian cairan i.v kristaloid (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat)
3. Transfusi bila Hb kurang dari -'3d 8 g/dl

Abortus Kompletus
- Evaluasi adakah komplikasi abortus (anemia dan infeksi)
- Apabila dijumpai komplikasi, penatalaksanaan disesuaikan
- Apabila tanpa komplikasi, tidak perlu penatalaksanaan khusus.

Missed Abortion
- Evaluasi hematologi rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit) dan uji hemostasis (fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan).
- Bila terjadi gangguan faal hemostasis dan hipofibrinogenemia, segera rujuk di rumah sakit yang mampu untuk transfusi trombosit / Buffy-Coat dan komponen darah lainnya.
- Hasil konsepsi perlu dievakuasi dari kavum uteri. Dilaksanakan setelah dipastikan tidak terdapat gangguan faal hemostasis.